busana muslim
Tahukah anda perkembangan busana muslim di Indonesua?Geliat perkembangan tren busana muslim di Indonesia, tak bisa dimungkiri semakin kreatif dan signifikan.
Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah label dan perancang busana muslim Indonesia yang menghadirkan koleksi dengan gaya rancang khas dan anyar.
Namun, suhu segar dan positif dalam pergerakan busana muslim di Indonesia ini, apakah sudah cukup untuk mewujudkan mimpi membawa Tanah Air menjadi kiblat mode busana muslim di tahun 2020?
“Untuk merealisasikan Indonesia menjadi kiat mode busana muslim tahun 2020, diperlukan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan tentunya pengusaha busana muslim. Dalam bisnis mode itu banyak pihak yang terkait,” ujar Elidawati, Founder, Elzatta dan Bezaya Group, saat berbincang santai dengan Kompas Female di sela-sela kunjungan rombongan mitra bisnis Bezaya Group di Mirabell Garden, Salzburg, Selasa (3/11/2015), waktu setempat.
Elidawati menjelaskan, kemantapan industri mode busana muslim di Tanah Air juga memberikan dampak signifikan pada perkembangan bisnis.
“Sekarang ini koleksi kerudung dan scarf dari Elzatta, saya membuatnya di luar negeri melalui pihak ketiga. Idealnya, sebagai salah satu negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, saya harusnya bisa pesan dan membuat kerudung kualitas terbaik di negeri sendiri,” imbuhnya.
Selain itu, promosi dan kampanye di luar negeri, kata Elidawati, juga merupakan kunci esensial dalam memperkenalkan karya-karya busana muslim dari Indonesia ke mancanegera.
Menurut Elidawati yang telah berkecimpung di bisnis busana muslim selama 25 tahun ini, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kematangan berbisnis, label busana muslim harus rajin mengikuti program fashion berskala internasional.
“Kita harus membuat muslimah luar negeri datang ke tempat kita. Itulah, kita harus rajin mengikuti pameran dan pergelaran busana di kancah internasional. Kita perkenalkan produk andalan dan keunggulannya” jelas wanita yang akrab disapa El tersebut.
Hal lain yang tak kalah penting, kata Elidawati, saat mengikuti pameran atau pergelaran busana di luar negeri adalah jangan lupa mengundang media asing. Tujuannya, tentu saja agar label busana Anda diberitakan secara baik oleh mereka.
Selanjutnya, ibu dari tiga orang putri remaja ini mengharapkan agar pemerintah membangun satu destinasi belanja untuk busana muslim di Indonesia.
“Contoh sederhana, orang ke Pekalongan pasti mampir beli batik, orang ke Bukittinggi pasti beli kerajinan bordir. Nah, seharusnya kita bisa menciptakan mindset yang serupa ketika mereka datang ke Indonesia, mereka mesti ingatnya busana muslim,” terangnya.
Terakhir, Elidawati mengatakan bahwa dirinya sangat berharap agar ada sinergi antara pemerintah dan swasta untuk menguatkan eksistensi koleksi busana muslim lokal dalam lingkup yang lebih luas.
Tujuannya, tentu saja, untuk menciptakan dan menguatkan pemikiran banyak orang bahwa kalau mau mendapatkan kerudung, scarf, dan busaan muslim terbaik, mereka harus ke Indonesia.
Selama lima tahun mengembangkan dan menguatkan eksistensi Elzatta di ranah mode Indonesia, Elidawati juga telah melahirkan label busana muslim lainnya, yaitu Dauky, Hassanah, dan Aira, yang tergabung dalam Bezaya Group.
Paham bahwa kesuksesan Bezaya Group lahir dari kerjasama yang menguntungkan dengan para mitra bisnis yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia, tahun ini mereka pun kembali menggelar pelesir bersama para mitra.
Acara liburan yang bertajuk Halal Trip ini, masih tengah berlangsung mulai dari tanggal 29 Oktober hingga 8 November 2015 mendatang. Seluruh mitra bisnis diajak menjelajahi keindahan lima negara di Eropa, yaitu Swiss, Jerman, Slovakia, Austria dan Vienna.
Halal Trip merupakan apresiasi Bezaya terhadap para mitra bisnis yang telah berhasil mencapai target penjualan terbaik.
Selain kebersamaan dan kehangatan antara sesama para mitra selama perjalanan, hal menarik yang patut dibanggakan adalah Bezaya Group berhasil menancapkan bendera Elzatta di puncak gunung Titlis, Swiss, pada hari Jumat (30/10/2015) silam.
0 komentar:
Posting Komentar